Page

Rabu, 31 Oktober 2012

Naskah Drama

Di tahun kedua gue berada di SMAN 8 Tangerang, ini merupakan kedua kalinya di pelajaran Bahasa Indonesia untuk mementaskan sebuah drama. Bedanya di tahun pertama nd di tahun ini adalah di kelas X kemarin kita mementaskan drama berciri istana sentris atau bisa disebut lebih tradisional atau cerita jaman dahulu. Sedangkan di kelas XI ini, kita mementaskan drama yang berciri masyarakat sentris atau biasa disebut cerita di kehidupan sekarang (modern).

Peraturan yang diberi oleh Pak Bandi selaku guru Bahasa Indonesia kami adalah kita harus menentukan tema nd membuat naskah drama asli hasil karya kelompok masing2. Kelompok pun disusun berdasarkan penentuan yang telah dibuat. Gue pun mendapat teman drama bersama Shindy, Theo, Rosidah, Nindy, Okto nd Arief. Lalu membuat sebuah naskah drama yang bertema “KARMA”, pembuatan naskah tersebut bisa dibilang hampir 3x kelompok gue mengganti-ganti alur ceritanya, akhirnya pun kita menemukan alur yang terurut. Gue pun disitu turut membantu untuk berpikir nd mengetik naskah-nya hingga menjadi sebuah naskah drama yang riil seperti dibawah ini..

DRAMA
Arief Rizky R. sebagai  Rama & Papa dari Duta
Christian Theodore W. sebagai  Haco & Rentenir II
Nindy Indria P. sebagai  Ervika
Okto Alieffudin M. sebagai  Duta & Bapak dari Dhia
Rosidah Nasution sebagai  Alyssa, Ibu dari Dhia & Kepala dosen
Shindy Sesmana sebagai  Shiela & Rentenir I
Syifa Fadhiyah S.L. sebagai  Dhia

ADEGAN 1
(Di sebuah desa hiduplah seorang gadis bernama Dhia yang kini ia ingin meneruskan belajarnya di salah satu Universitas ternama di Kota Jakarta. Detik-detik menjelang kepergiannya, Ibu dan bapaknya pun merasa sangat sedih, akhirnya Dhia pun berpamitan kepada kedua orang tuanya)
Dhia                : Pak, bu (Sambil mencium tangan keduanya) Aku hendak berpamitan dulu, doakan aku sukses ya kuliah di Jakarta.
Bapak Dhia     : Iya nak, jangan lupa hubungi kita terus ya dari sana. Ingat, jangan lupa shalat juga..
Ibu Dhia         : Betul kata bapak. Hati-hati ya.. (Seraya memeluk Dhia)
(Dhia mengambil barang-barangnya sambil menghela napas dalam-dalam, lalu pergi menjauhi kediaman rumahnya. Dhia pun pergi ke Jakarta dengan menaiki bis yang penuh sesak. Sesaat terasa lamanya perjalanan, akhirnya dia pun sampai di tempat kost-an barunya dan langsung membereskan barang-barangnya. Di kost-an barunya, dia bertemu dengan pria nan cantik yang baik, namanya Haco)
Haco               : Hai, kamu penghuni baru ya di kost-an ini?
Dhia                : Iya, kenalin nama aku Dhia. Nama kamu siapa?
Haco               : Hai Dhia, aku Haco. Keliatannya kamu baru di daerah ini.
Dhia                : Iya, aku ke Jakarta soalnya mau kuliah.
Haco               : Oh sama dong, aku juga mau kuliah disini. Kamu kuliah dimana?
Dhia                : Aku kuliah di Universitas Buddhi..
Haco               : Waduh, sama dong. Kita bakalan berangkat kuliah bareng terus nih. Aku juga kuliah disana soalnya. Kamu ngambil jurusan apa?
Dhia                : Aku ngambil jurusan ekonomi.
Haco               : Wow sama lagi dund…
(Mereka pun menjadi teman akrab karena kamar mereka bersebelahan. Keesokan harinya pun, mereka berangkat bersama ke kampus untuk memulai hari perdana mereka kuliah. Di kampus pun, mereka bertemu dengan banyak teman baru, terutama bagi Dhia yang pertama kali berkenalan dengan sahabat Haco yang bernama Alyssa)
Haco               : Hai cha, kamu kuliah disini juga? (Sambil pasang muka sinis)
Alyssa             : Eh Haco, iya dong aku kuliah disini. Emang kenapa? Mukanya biasa aja dong..
Haco               : Haha becanda-becanda, udah lama kita gak ketemu. Apa kabar, cha?
Alyssa             : Baik kok, co. Eh iya, itu disebelah kamu siapa?
Haco               : Eh iya, kenalin cha, ini Dhia. Dhia, ini Alyssa.
Alyssa             : Hey, Dhia. Aku Alyssa, panggil aja aku Icha. Kok keliatannya…. Hmm pindahan dari desa ya?
(Seraya, Haco langsung menarik lengan Alyssa)
Haco               : Hush, ngomongnya jangan begitu dong.
 (Mereka bertiga langsung pergi ke kelas, di jalan menuju kelas pun Dhia bertabrakan dengan dua orang cewek senior yang terkenal sok berkuasa di kampus tersebut)
Dhia                : Eh, aduh maaf-maaf gak sengaja.. (sambil jongkok mengambil bukunya sendiri)
Ervika             : Apa?! Maaf-maaf. Gapunya mata ya main nabrak-nabrak aja? Gatau ya gue siapa disini?
Shiela              : Tau nih, ya jelas lah vik dia gatau siapa kita. Orang keliatannya aja dia masih junior, pasti lah dia anak baru disini.
Ervika             : Kok kampungan sih? Dari desa mana neng? (dengan nada sombong dan sambil mendorong Dhia)
Dhia                : Maaf kak, saya emang mahasiswi baru disini jadi belum tau apa-apa soal lingkungan disini. Emang kakak siapa ya?
Shiela              : Vik, denger tuh dia nantangin kita siapa. Kasih tau vik!
Ervika             : Kita yang berkuasa disini. Jadi jangan macem-macem sama kita berdua..
Shiela              : Tuh denger tuh anak desa. Gaya kampungan aja jangan sembarangan disini, apalagi sama kita. (Seraya pergi meninggalkan Dhia sambil mendorong bahunya Dhia)

ADEGAN 2
(Setelah kelas berakhir, Dhia, Haco dan Alyssa pun pergi makan siang di kantin. Ketika mereka makan, salah satu playboy nan tajir  di kampus yang terkenal pun menghampiri mereka dan duduk disebelah Dhia)
Duta                : Hai cewe, anak baru ya?
Dhia                : (Dhia pun tersedak) *uhuk-uhuk* Iya, maaf kamu siapa?
Duta                : Gue senior disini. Kenalin, gue Duta. Nama lo siapa? (Sambil mengulurkan tangan)
Dhia                : Oh, maaf-maaf kak saya gatau kalo kakak itu senior. Aku Dhia, kak.
Duta                : Oh Dhia. Kamu cantik juga ya.. (Sambil melihat wajah Dhia dekat-dekat, Dhia pun tersipu-sipu)
(Haco dan Alyssa yang berada didekat Dhia pun merasa keki karena kedatangan si cowok playboy tersebut)
Haco               : (Berbisik ke Alyssa) Ih tuh cowok genit banget sih. Udah punya pacar juga..
Alyssa             : Tau tuh, orang si Dhia lagi makan malah diganggu-ganggu..
(Ervika dan Shiela yang sedang makan dikejauhan pun, melihat Dhia yang sedang bersama dengan Duta. Ervika pun terlihat sangat geram melihat pacarnya, Duta, terlihat sedang asyik bersama Dhia. Akhirnya, Vika dan Shiela pun menghampiri mereka dan dengan sengaja menumpahkan minuman ke baju Dhia)
Shiela              : (Sambil pura-pura tersandung dan menumpahkan minuman ke baju Dhia) Upsss…. Aduh, gue ga sengaja (Dengan nada sinis)
Dhia                : (Dia pun kaget sambil membersihkan bajunya) Ng…. Iya kak gapapa kok..
Ervika             : Lagian tumpah gak tumpah juga, lo tetep keliatan kampungan. (Dengan nada sedikit naik) Lagian kamu ngapain sih beb deket-deketin si anak kampungan itu! Entar dia kesenengan lagi deket-deket sama orang tajir kaya kamu.
Duta                : Eh, udahlah jangan kaya gitu dong beb..
(Haco dan Alyssa yang melihat kejadian itu pun, langsung berdiri dan marah-marah)
Haco               : Eh lo jangan mentang-mentang senior disini bisa seenaknya gitu dong!
Shiela              : Dih siapa lo siapa gue, gatau ya gue siapa disini. Lagi pula, temen lo yang kampungan itu yang ketumpahan, kenapa lo yang sewot?
Haco               : Gue sih gak peduli  ya lo siapa disini. (Sambil mendorong Shiela)
(Mereka pun bertengkar hebat. Tiba-tiba salah satu cowok senior datang dan melerai mereka)
Rama              : Shiela, apa-apaan sih ini? (Sambil menarik Shiela)
Alyssa             : Itu tuh kak, tadi dia numpahin minuman ke Dhia, tapi ga mau minta maaf
Rama              : Dhia yang mana?
Haco               : Yang ini kak (Sambil menarik Dhia yang berada dibelakang Haco)
Rama              : Shiel, Vik, mendingan lo minta maaf deh sama Dhia. Malu kali ngeliat kelakukan lo kayak anak kecil gini.
Ervika             : Hah? Minta maaf? Ga sudi gue minta maaf sama orang kampung kayak dia.
Shiela              : Setuju banget gue, lagian kan gue udah bilang, gue ga sengaja numpahin ke dia. Dia juga bilang gak papa kok.
Rama              : Tapi tetep aja lo harus minta maaf ke dia. Ayo cepetan minta maaf!
Shiela              : Ya udah, gue minta maaf ya, Dhia. (Sambil memalingkan wajahnya)
Ervika             : Gue juga minta maaf deh ya.
Dhia                : Iya kak, ga apa-apa kok.. (Masih membersihkan bajunya)
Rama              : (Mengambil sapu tangan di kantong bajunya) Ini, bersihin pake ini aja, maaf ya atas kelakuan temen saya.
Dhia                : (Tersenyum) makasih ya kak..
(Ervika yang melihat Rama memberikan sapu tangan ke Dhia pun berbisik ke Shiela)
Ervika             : Rama apa-apaan sih…
Shiela              : Tau, ngapain sih pake ngasih sapu tangan segala. Ntar dianya kege-eran lagi, Rama kan gebetan gue.
Ervika             : Iya, Shiel. Udah sabar aja, kita bakalan bikin perhitungan sama tuh anak kampung!

ADEGAN 3
(Di taman kampus)
Ervika             : Shiel, mendingan lo beli narkoba dan taro di tas-nya Dhia. Kita harus kerjain dia lebih parah dari biasanya, Shiel!
Shiela              : Ide bagus, gue setuju sama lo. Hmm tapi siapa yang mau beli?
Ervika             : Lo aja, gue gatau beli tuh obat-obatan dimana. Bukannya kenalannya temen lo ada ya? Entar biar gue aja yang naro di tas-nya dia.
Shiela              : Oh iya gue lupa, entar pulang kampus gue beli di kenalan temen gue.
(Besoknya sebelum kelas dimulai, Shiela dan Ervika menjalankan tugasnya. Shiela menjaga di depan kelas sementara Ervika menaruh narkoba di dalam tas-nya Dhia)
Ervika             : Oke, Shiel. Tugas kita selesai nih, sekarang ayo laporin ke kepala dosen yuk!
Shiela              : Ayo lah.

ADEGAN 4
(Di ruang kepala dosen)
Ervika             : *tok-tok-tok* (Sambil mengetuk pintu) Permisi bu..
Kepala dosen : Silahkan masuk..
Ervika             : Bu, tadi pagi sebelum masuk kampus saya liat Dhia lagi ngobrol sama orang asing, terus tiba-tiba dia masukin sesuatu ke dalam tas-nya. Bukannya saya mau nuduh nih bu, tapi lebih baik dicek dulu aja, takutnya ada barang “haram” lagi..
Kepala dosen : Apa kamu yakin tadi kamu melihat begitu? Setau saya, Dhia itu adalah anak yang baik.
Ervika             : Bener bu, saya punya saksi juga, itu si Shiela.
Kepala dosen : Baiklah, mari kita cari Dhia. Kamu tau dimana Dhia?
Ervika             : Tadi sih saya liat dia lagi di kantin bu..
(Kepala dosen, Ervika dan Shiela pun pergi menuju kantin dan menemui Dhia yang sedang makan di kantin)
Kepala dosen : Maaf Dhia, saya mengganggu kamu. Boleh saya melihat isi tas kamu?
Dhia                : Memangnya ada apa bu?
Kepala dosen : Ibu hanya ingin mengecek sesuatu..
Dhia                : Baiklah, ini bu (Sambil memberi tas-nya)
Kepala dosen : (Membuka tas Dhia dan menemukan narkoba) DHIA! INI APA?! KENAPA KAMU BAWA OBAT-OBATAN TERLARANG INI?! (Dengan nada marah)
Ervika             : Tuh kan, bener kan bu..
Dhia                : Itu bukan punya saya bu, sumpah saya gapernah pake obat-obatan haram kaya gitu..
Shiela              : Alaaaah, lo emang dari luar aja keliatannya suci, tapi dalemnya busuk!!
Kepala dosen : Sudah-sudah, kenapa kalian malah bertengkar. Dhia ayo ikut ibu ke kantor!
Dhia                : (Sambil menangis) Baiklah bu..
(Di ruang kepala dosen, Dhia pun diberi hukuman dengan di-scorsing selama 1 semester)

ADEGAN 5
(Seminggu kemudian di kost-an Dhia, terlihat Dhia sedang menyapu halaman kost-an nya. Tiba-tiba ada seorang cowok datang menghampiri Dhia)
Rama              : Hai Dhia, ini kost-an kamu ya?
Dhia                : (Terlihat kaget) Kak Rama? Kok ada disini? Tau aku tinggal disini darimana?
Rama              : Ada, dari teman-teman kamu..
Dhia                : Oh gitu, yaudah mari duduk kak.
(Mereka pun duduk di teras kost-an)
Dhia                : Jadi ada keperluan apa kaka datang kesini?
Rama              : Gini, aku datang kesini karena denger kabar kalo kamu di scorsing karena bawa narkoba ke kampus. Emang itu bener? Aku sih gapercaya kamu bawa-bawa gituan..
Dhia                : Engga kak, aku gak mungkin bawa barang kaya gitu ke kampus.
Rama              : Iya, aku sih percaya kok sama kamu. Tapi kira-kira siapa yang jail masukin narkoba ke dalam tas kamu coba..
Dhia                : Makasih ya kak udah percaya sama aku. Udah kak biarin aja..
Rama              : Ya tapi itu namanya keterlaluan, masa mau dibiarin aja. Eh iya, tapi setau aku dari satu kampus yang punya kenalan orang jual narkoba itu ya Cuma Shiela lho!
Dhia                : Hah? Masa kak?
Rama              : Iya, mungkin dia ngelakuin itu ke kamu karena dia sirik aku deket sama kamu. Pokoknya, aku bakal kasih perhitungan sama itu anak!
Dhia                : Udah kak, lagian belum tentu dia yang masukin narkoba itu ke tas aku. Mungkin aja kakak salah, jangan fitnah orang sembarangan loh kak..
Rama              : Bener juga sih, tapi feeling aku beneran ke dia kok. Tapi yaudahlah ya, pokoknya aku bakal lindungin kamu terus dari si Shiela dan Ervika.
Dhia                : Wah, gausah kali kak aku bisa lindungi diri aku sendiri.
Rama              : Gak, gapapa tenang aja. Tapi, ada satu hal yang mau aku omongin sama kamu.
Dhia                : Apa itu kak?
Rama              : (Sambil berlutut dan memberi bunga)  Kamu mau gak jadi pacar aku? Dengan begini, kamu gabakal kena jailan-nya Shiela dan Ervika.
Dhia                : (Kaget) Apaaa? Ini serius kak ?
Rama              : Ciyusss deh, ini cungguh Dhia..
Dhia                : Hmmm, baiklah aku mau (Hening)
Rama              : Mau apa nih..
Dhia                : Ihhh kaka kok gitu..
Rama              : (Sambil tertawa) Hehehe maaf maaf, makasih ya.. (Tersenyum)

ADEGAN 6
 (Ervika dan Duta, Dhia dan Rama, mereka berempat pergi ke mall dan bertemu secara tidak sengaja)
Ervika             : Beb ayo kita belanja lagi.. (Dengan manjanya)
Duta                : Iya bebep, ayo mau pilih yang mana?
Ervika            : (Sambil menunjuk) Eh, beb itu kayak Dhia sama rama deh, ngapain ya mereka kok mesra banget!
Duta                : Jangan-jangan mereka udah jadian lagi..
Ervika             : Ih masa sih, coba kita samperin.
Duta                : Hayo, Rama ngapain nih berduaan di mall sama Dhia.. Cie mesra amat nih..
Rama              : Jalan-jalan aja nih sama pacar baru hehehe
Dhia                : Ih kamu apaan sih.. (Tersenyum)
Ervika            : (Dengan sinis) Ohjadi kalian berdua udah jadian. Kok Rama mau sih sama anak kampungan kaya dia..
Duta                : Hush, biarin aja. Cie selamat ya kalian..
Ervika             : Beb ayo kita pulang , alergi nih ada anak kampung..

 ADEGAN 7
(Keesokan harinya saat di kampus)
Ervika             : Shiel gue ada berita penting nih, lo harus tau.
Shiela              : Apa?? Tentang siapaa? Pasti Rama kan? Kenapa? Dia mau nembak gue, Vik?
Ervika            : Ih apaan sih lo, bukan malahan! Kemaren gue jalan sama si Duta gendut, terus tau gak sih gue ketemu Dhia sama Rama lagi jalan tuh..
Shiela              : Ciyus lo Vik?? Miapaaa?
Ervika             : Ih mioyengdan yang lebih parahnya lagi si anak kampungan itu udah jadian sama Rama.
Shiela              : HAH?! (Terkaget-kaget) Vik jangan bercanda dong! Please ini gak lucu banget!
Ervika             : Beneran, kalo lo gak percaya tanya aja langsung sama Rama.
(Shiela pergi meninggalkan Ervika dan langsung mencari Rama)
Shiela              : (Dengan marah) Rama, gue mau ngomong sama lo. Emang lo jadian sama si anak kampung itu? Ih lo buta ya?! (Dengan nada sedikit kesal)
Rama              : Apaan sih dateng-dateng langsung marah aja, gila lo ya. Maksud lo anak kampung tuh siapa?
Shiela              : DHIA  lah, si anak kampung yang hobinya nge-drugs.
Rama              : Eh kalo lo punya mulut dijaga ya! Dia tuh gak kaya gitu, okay!
Shiela              : Oh jadi kayak gimana dong, tetep aja sekali punya barang haram, itu namanya BUSUK! Buka dong mata lo Ram, masa iya lo pacarin dia.
Rama              : Cukup Shiel! Hak gue dong mau jadian sama siapa! Urusannya sama lo apa? Emang lo siapa gue?
Shiela              : (Pergi meninggalkan Rama sambil menangis)
(Shiela merasa sakit hati mendengar kabar bahwa Dhia dan Rama sudah pacaran, ditambah melihat sikap Rama tadi)
 (Di rumah Shiela)
Ervika             : Shiel, lo masih sedih?
Shiela              : Iya. Gue masih sakit hati sama omongannya Rama.
Ervika             : Terus, lu emang masih suka sama dia?
Shiela              : Gak. Gue udah benci banget sama dia!
Ervika             : Yaudah, biar lo cepet tenang dan bisa ngelupain dia, mending lu pake ini deh. (Menyodorkan narkoba) Kata temen gue ini bikin mood kita cepet baik.
Shiela              : Bener nih? (Menerima narkoba dan meminumnya)

ADEGAN 8
(Pulang kuliah pun, Duta pulang menaiki mobilnya dan menuju rumahnya. Ketika sampai, betapa kagetnya dia melihat rumahnya di SEGEL dan melihat dua orang rentenir yang sedang marah-marah pada papanya)
Duta                : (Sambil marah-marah) HEY! Apa-apaan ini rumah kita disegel?! Pa, ini ada apa sih?
Rentenir I       : Kami kesini atas perintah kantor, karena papamu terlilit hutang!
Duta                : HAH?! Mana mungkin, bokap gue tuh banyak duitnya, jadi ga mungkin kalo bokap gue pinjem-pinjem duit sembarangan!
Rentenir II     : Kalo anda gapercaya, ini bukti surat-surat hutang papa kamu! (Sambil menunjukan surat-suratnya)
Duta                : (Terkaget-kaget) PA, APA INI BENERAN PUNYA PAPA??!
Papa Duta       : Bener Duta. Disitu tertera nama papa semua. Sudah saatnya papa jujur, kalo dari 2 bulan yang lalu perusahaan papa bangkrut dan papa bingung harus bayar kebutuhan rumah dan kebutuhan kamu, semua ATM papa juga udah diblokir, rumah kita pun harus disita. Sepertinya, kamu harus kuliah sampai disini. Maafin papa ya, nak.
Duta                : Kenapa papa ga bilang dari awal sama Duta. Terus sekarang kita tinggal dimana dong?
Papa Duta       : Kalo soal itu, papa masih punya sedikit uang kok untuk kita nge-kost.
Rentenir I       : Udah-udah, udahan drama-nya. Disini tuh saya dateng bukan buat denger obrolan kalian. Sekarang mending anakmu serahin kunci mobilnya dan kalian segera pergi dari rumah ini.
Rentenir II     : Cepetan ya, gapake lama!
Duta                : (Menyerahkan kunci mobil dan pergi bersama papanya)
(Keesokan harinya, Duta pergi ke kampus dan dihari itu pun merupakan hari terakhirnya untuk kuliah di Universitas Buddhi)
Duta                : (Menemui Ervika) Hai, beb.. (Dengan tampang sedikit sedih)
Ervika             : Hai juga beb, loh kenapa kamu keliatan sedih gitu?
Duta                : Aku cuma ingin bilang ke kamu, kalo hubungan kita cukup sampai disini.
Ervika             : HAH?! (Terkaget-kaget) Maksud kamu apa?! Kamu udah punya cewek lain ya?! Oh iya, mana mobil kamu?
Duta                : Enggak, gak begitu. Perusahaan papaku udah bangkrut, sekarang papa terlilit hutang dan gabisa biaya-in aku untuk kuliah. Jadi daripada kamu malu pacaran sama orang kere, mending kita putus. Kalo soal mobil, mobil aku disita sama pihak perusahaan..
Ervika             : HAH?! (Kaget untuk kedua kalinya) Ini beneran? Kamu ga boong kan? Tapi-tapi…..(Duta memotong pembicaraan)
Duta                : Ssst…udah-udah, aku pergi kuliah hari ini cuma untuk nemuin kamu. Aku udah gak kuliah lagi, jadi selamat tinggal yah. Semoga kamu sukses. Bye, Vik.. (Seraya meninggalkan Ervika)
Ervika             : Tapi.. Duta!! Jangan tinggalin aku please! (Menangis di tempat dan melepas kepergian Duta)

ADEGAN 9
(Ervika pun sedih ditinggalkan oleh Duta, ia pun pulang sendiri tanpa diantar oleh mobil Duta seperti biasanya. Sementara Shiela, ia di rumah sedang frustasi karena soal kemarin. Shiela pun berniat untuk mencoba narkoba itu lagi dan dipakai berkali-kali, seketika itu akibat menggunakan narkoba, Shiela overdosis dan tampak di rumahnya tidak ada siapa-siapa. Ervika yang galau pun, berniat untuk pergi ke rumah Shiela untuk menceritakan soal putusnya hubungan dia dengan Duta)
(Di rumah Shiela)
Ervika             : *tok-tok-tok* (Mengetuk pintu rumah Shiela) Shiela, Shiela, Sheila!! (Ketika itu, Ervika pun mendapati pintu rumah Shiela terbuka, Vika pun langsung masuk dan mencari Shiela)
(Sekali lagi, Vika pun memanggil-manggil nama Shiela tapi tidak ada jawaban sama sekali, ketika ia membuka pintu kamarnya..) SHIELA!! ASTAGA, KAMU KENAPA?? (Sambil menangis, mendapati Shiela yang overdosis dan merangkul Shiela) Shiela, ayo bangun Shiel! (Shiela pun pergi meninggalkan Ervika) Shiel, please jangan tinggalin gue :’( (Menangis terus menangis) Maafin gue Shiel, lo pasti OD karena gue yang ngehasut lo buat pake itu obat-obatan, maafin gue :’( Gue gatau kalo lo bakal ninggalin gue kaya begini :’(
(Sepeninggal Shiela, Ervika pun sangat sedih. Melihat Ervika yang pergi ditinggal oleh dua orang kesayangannya, Haco dan Alyssa pun merasa iba)
(Di taman kampus)
Haco               : (Menghampiri dan duduk disamping Ervika) Vik, gue turut berduka cita ya atas kepergian temen lo..
Ervika             : Makasih ya, co. (Tersenyum dengan muka sembab)
Haco               : Oh iya, turut sedih juga ya lo diputusin sama Duta. Tapi baguslah kalo lo udah putus, lo tuh harus belajar jangan mencintai orang karena kekayaannya Vik. Jadi gini kan..
Ervika             : Iya, makasih lagi ya co.. (Tersenyum untuk kedua kalinya) Co, maafin gue ya atas kelakuan gue selama ini. Terutama ke Dhia, mungkin gue sama alm.Shiela udah sering banget nyakitin dia..
(Alyssa pun datang menghampiri)
Alyssa             : Udah-udah, itu semua udah kita maafin kok. Tapi, lebih baik lagi kalo lo minta maaf langsung juga ke pihak Dhia, yuk..
Ervika             : Eh, Icha. Iya, makasih banyak ya kalian. Makasih juga buat saran-nya. Ayo kita cari Dhia..

ADEGAN 10
(Mereka bertiga pun pergi mencari Dhia, akhirnya mereka mendapati Dhia yang sedang membaca buku di kelasnya. Vika pun langsung berlari menghampiri Dhia)
Ervika             : Dhia, maafin gue ya. Maafin gue karena gue sering banget ngejailin lo. Mungkin ini balesan dari Tuhan atas apa yang udah gue lakuin sama lo. Maafin gue ya (Sambil menangis)
Dhia                : (Terkaget-kaget) Hah, ada apa ini kak. Udah-udah kak gausah dipikirin lagi, aku udah maafin kakak kok. Lagipula aku gapunya dendam sama kakak (Tersenyum)
Ervika             : Ini beneran? (Matanya pun berkaca-kaca) Makasih banyak ya, Dhia. Gue dan alm.Shiela minta maaf banget soal sikap kita sama lo selama ini. Maaf ya..
Dhia                : (Terharu) Iya kak, gapapa.. (Tersenyum)
(Akhir cerita pun, Dhia kini berteman akrab dengan Ervika, Haco dan juga Alyssa. Mereka pun bersahabat karib, hubungan Dhia dan Rama pun berlangsung dengan baik. Rama yang mengetahui tentang hal tersebut merasa senang akan persahabatan mereka)
------------------------------=====----------------------------

Di Hari Selasa kemarin pun kelompok gue maju sebagai kelompok terakhir di hari itu, kita menyiapkan diri dengan min nd max.1x latihan sebelum hari H-nya. Lalu menyiapkan property apa saja yang dipakai, yang untung saja sangat mudah dicari, juga pakaian yang akan kita kenakan. Di hari maju-nya kita  untuk tampil mementaskan drama, betapa gak pede-nya gue karena rambut gue harus dikepang dua disitu, kenapa? Karena gue berperan sebagai gadis desa, jadi harus keliatan seperti itu.

Hmm and then drama pun berjalan lancar, padahal dari awal kita sudah gak yakin akan tampil di hari itu. Kelompok gue ber-drama ria selama 20 menit 26 detik yang terhitung dalam video-nya, ng….padahal gaboleh lebih dari 15 menit tuh haha nd kita pun memakan waktu sekitar 5-7 menit dipelajaran selanjutnya yaitu TIK.

Selesai drama pun kita mendapat applause dari teman2 sekelas nd juga Pak Bandi, yang membuat kita menarik nafas tanda lega akhirnya selesai juga. Okay then, cukup sekian di hari ini nd untuk foto-foto drama yang sudah didokumentasikan akan segera menyusul ya di postingan berikutnya, alias lampiran foto-foto drama social1st tentunya:---D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar